Rabu, 08 Januari 2014

Untukmu Sahabatku

Muslimin Muhtar 
 <musliminmuhtar@yahoo.com>
 
Langit merona akibat ulah benderangnya surya
Tekanan angin menyebabkan gugurnya para daun dari singgasananya
Masih pagi, masih tercium aroma basah jejak hujan semalam
Tapi jiwa-jiwa itu masih tunduk, diam, dan terpaku.

Bukan terpesona tapi tengah meredam lara
Baginya seakan spektrum pelangi tidak pernah tertoreh di serambi langit
Baginya dunia ibarat papan catur yang dominan hitam dan putih.

Hey, kamu dan anda. Wahai orang yang tengah bersedih.
Menurutmu hidup ini tidak ada manusia lain didalamnya selain kalian?
Lalu aku? bukankah kita berpayung di tetes hujan yang sama selama ini?
Kamu tidak pernah sesendiri ini, aku hanya ingin memberi tahu itu.

Jangan belajar menjadi mentari yang selalu terlihat tangguh
Jangan belajar menjadi elang yang selalu gesit mencengkram mangsa
Jangan belajar menjadi lebah yang selalu menebar manfaat setiap hari.

Belajarlah menjadi dirimu tanpa adanya proyeksi lain
Belajarlah berdifraksi di setiap permasalahan yang ada, berbeloklah.

Lalu bangkitlah melawan angin, belajar seperti layang-layang yang mengangkasa
Karena kamu memang tidak pernah sendiri,
Ada aku disampingmu,

Seperti hembusan angin yang bisa kamu rasakan selalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar